ALT/TEXT GAMBAR
Powered by Blogger.

Sponsor Kami

Featured Video

Berbagi Indah Pada Waktunya Dengan Dunia ILMU

Total de visualizações

Followers

Saturday, 9 June 2012

LAPORAN PENDAHULUAN KANKER KULIT

ALT/TEXT GAMBAR
A.  PENGERTIAN
Kanker kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kanker kulit banyak terjadi di Amerika Serikat, Eropa, dengan tempat yang memiliki iklim sangat panas. Karena kulit terdiri atas beberapa sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel, yang terkenal. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomaa sel basal (KSB), karsioma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali di golongkan kedalam kanker kulit non melanoma.
Kanker kulit adalah keganasan sel-sel yang berkembang di daerah jaringan kulit. Sel-sel ini akan terus membelah tak terkendali di jaringan sel kulit tersebut. Alhasil, saat sel-sel harusnya mati, sel kanker tidak mati sehingga menimbulkan penumpukan pada jaringan sel tersebut. Setelah mesukan jaringan sel di sekitarnya, sel-sel kanker abnormal ini akan terus membelah diri ke jaringan-jaringan sel terdekatnya. Hanya dengan memperkuat sel-sel atau jaringan yang belum terjangkit untuk menghentikan penyebaran sel abnormal ini. Kanker kulit ini biasanya ditandai dengan tompelan yang tidak simetris dan memiliki gradasi warna yang siginifikan. Intinya, kanker kulit merupakan suatu pengrusakan organ kulit oleh sel-sel yang abnormal karena di pucu oleh sesuatu yang negatif.

B.     ANATOMI KULIT
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapis lagi. Paling atas adalah lapisan tanduk (stratum korneum). Berturut-turut di bawahnya stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (terdiri atas sel keratinosit dan melanosit). Adapun lapisan dermis mempunyai dua bagian yaitu pars papilare dan pars retikulare. Lapisan kulit paling bawah adalah subskutis yang dibentuk oleh jaringan lemak. Di lapisan ini terdaoat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.
Selain lapisan-lapisan di atas, kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku. Semuanya itu disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak di lapisan dermis yang terdiri atsa kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit (batang rambut). Sedangkan kuku merupakan penebalan lapisan tanduk di ujung-ujung jari tangan dan kaki.
Setiap sel/komponen di atas mampu berubah menjadi ganas (kanker). KSB berasal dari sel pluripotensial, KSS dari sel keratinosit dan MM merupakan perubahan ganas sel melanosit di lapisan epidermis.
C.  ETIOLOGI
Di Amerika Serikat kanker kulit paling umum menyerang Pria dan Wanita dan telah mencapai proporsi epidemis lewat beberapa tahun yang lalu. Dalam kenyataan kanker kulit menggambarkan 50% dari semua kanker baru. Penyinaran ultraviolet tampaknya menjadi faktor paling penting, karena insidensi kanker kulit paling tinggi ada di negara-negara dengan paparan matahari tinggi misalnya di Australia. 5
Penyebab terjadinya kanker kulit ada dua, yaitu penyebab dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Faktor penyebab dari luar tubuh berupa bahan kimia, sinar matahari maupun sinar pengion bersama-sama dan virus. Akhir-akhir ini ditemukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit. Diantaranya adalah human papiloma virus (HPV) dan human immunodeficiency virus (HIV). Faktor penyebab dari dalam yaitu materi genetik tubuh sendiri (gen). Dan daya tahan tubuh juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan kanker. 1
Penelitian terdahulu menemukan, bahwa beberapa bahan kimia dapat menyebabkan kanker kulit. Di antaranya ialah ter (batubara) arsen (yang terdapat pada insektisida/pestisida), nitrogen mustard dan lain-lain. Penelitian-penelitian sesudah itu menyatakan bahwa sinar matahari merupakan faktor utama yang menyebabkan keganasan kulit. Bagian sinar matahari yang diduga sebagai karsinogesnesis tersebut adalah sinar ultraviolet B (UVB). Lapisan ozon yang berada di atas bumi, dianggap merupakan penahan sinar UVB sampai ke bumi. Dengan meningkatnya pemakaian bahan-bahan kimia tertentu, akan menyebabkan lapisa ozon tersebut pecah, sehingga mengakibatkan pancaran sinar UVB langsung mengenai bumi. Hal ini akan meningkatkan insidens kanker kulit. Selain sinar matahari tersebut, sinar pengion yang dipakai untuk pengobatan (radiasi/radioterapi) juga dapat menimbulkan kanker kulit.

D.    PATOFISIOLOGI
Kanker kulit atau skin cancer berawal dari tumor jinak (tahi lalat, kista dll) dan tumor ganas (kanker). Diantaranya ada keadaan yang disebut prakanker, yaitu penyakit kulit yang dapat berubah menjadi ganas atau kanker kulit. Misalnya kemerahan karena terkena arsen atau matahari, jaringan parut menahun, beberapa jenis benjolan yang membesar perlahan, penyakit kulit karena penyinaran, beberapa jenis tahi lalat, bercak keputihan dirongga mulut atau lidah dan kemaluan, tahi lalat besar yang sudah ada sejak lahir dan lain-lain. Disamping itu terdapat juga keadaan yang disebut genodermatosis, yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh karena kelainan gen yang dihubungkan dengan keganasan. Contohnya penyakit xeroderma pigmentosum.
Keadaan-keadaan tersebut diatas ada kaitannya dengan kanker kulit. 1

E.     JENIS-JENIS KANKER KULIT
Kanker kulit memiliki beberapa jenis, yaitu :
1.      Karsinoma Sel Basal (KSB)
Sinonim : basiloma, epitelioma sel basal dan ulkus rodens. Merupakan kanker kulit yang paling sering terdapat. Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah menjadi sel-sel lain). Teori yang lebih baru menduga bahwa sel tersebut berada di bagian adneksa kulit. Kelainan umumnya terdapat di daerah yang terpajan sinar matahari. Tumbuh lambat, bersifat destruktif local dan jaringan menyebar ke bagian tubuh lain. Disebabkan oleh sinar ultraviolet, jaringan parut, trauma, luka bakar, sinar X maupun bahan kimia.
2.      Karisnoma Sel Skuamosa (KSS)
Sinonim : Epitel sel skuamosa (Prickle), karsinoma sel prickle dan karsinoma epidermoid. KSS adalah keganasan sel keratinosit epidermis, dan mempunyai kemampuan menyebar ke bagian tubuh yang lain. merupakan kanker kulit ke dua tersering. biasanya menyerang orang kulit putih yang berada di daerah tropik. laki-laki lebih banyak dari wanita, dan umumnya mengenai orang tua. Disebabkan oleh sinar matahari, keadaan daya tahan tubuh yang menurun, virus, bahan-bahan kimia dan jarngan parut juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini.
3.      Melanoma Maligna (MM)
Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa. Penyebab yang timbul adalah factor genetik, sinar matahari, adanya riwayat keluarga, faktor fenotip (mata biru, rambut pirang kulit terang). 3,1. Kanker ini dicirikan dengan ABCD, yaitu A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan. B= Border atau pinggirannya juga tidak rata. C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru. D= Diameternya lebih besar dari 6 mm.


F.     MANIFESTASI KLINIS.
Gambaran klinis yang terjadi :
1.      Karsinoma Sel Basal (KSB)
Predileksinya terutama pada wajah. Gambaran klinis karsinoma sel basal berpariasi menjadi 5 :
1.      Nodulo-ulseratif.
2.      Berpigmen.
3.      Morfea atau fibrosing atau sklerosing.
4.      Superpesial.
5.      Fibroepitelioma. 3
2.      Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Terjadi pada kulit yang terpapar sinar matahari dan membrana mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh. Gambaran klinis :
1.        Nodula berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa ada krusta atau  ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas.
2.        Nodula kemerahan dengan permukaan yang papilomatosa atau verukosa, menyerupai bunga kol.
3.        Ulkus dengan kusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning kemerahan. Dalam perjalanan pnyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastasi ke kelenjar limfe regional atau organ-organ dalam. 2,4
3.   Melanoma Maligna.
      Gambaran klinis yang terjadi adalah :
1.      perubahan dalam wanita.
2.      Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat).
3.      Tumbuhnya gejala (gatal,rasa terbakar, atau sakit)
4.      Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar.
5.      Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen.
6.      Berkembangnya lesi satelit. 2

G.    DIAGNOSIS (PEMERIKSAAN)
Penyakit kanker kulit berbeda dengan penyakit lain, penyakit kanker kulit atau penyakit kulit dapat dilihat langsung dengan mata pemeriksa. Metode pemeriksaannya dapat dilakukan dengan cara melakukan anamnesis riwayat penyakit. Dan dengan cara melakukan penyayatan mole yang kemudian diamati dibawah Mikroskop. 5
Dan dapat juga dilakukan diangnosis dengan laser. Dapat menanggkap gambar tiga dimensi dari perubahan kimia dan struktur yang telah berlangsung dibawah permukaan kulit manusia. Melihat kelainan kulit yang menonjol pada ukurannya lebih besar dari 2,5 cm. 1

H.    PENGOBATAN :
Terdapat banyak alternatif pengobatan :
1.      Kuretase dan elektrodesikasi.
Keuntungan :
- Teknik sederhana
- Meninggalkan luka yang teratur dan kering.
Kerugian :
- Tidak efektif, hanya bisa di lakukan pada jenis kanker karsioma sel basal.
- tiadak didapat konfirmasi pada batas tepi pembuangan jringan yang adekuat.
2.    Bedah eksesi.
Keuntungan :
- penyembuhannya cepat dengan luka yang teratur dan kering.
Kerugian :
- membutuhkan waktu.
- Biaya mahal
- pengambilan jaringan normal dapat berlbihan.
3.      Radioterapi.
Keuntungan :
- bermanfaat pada daerah anatomis yang sulit diterapi dengan metode pembedahan.
- bermanfaat bagi penderita dengan lesi yang luas memungkinkan dilakukan anestesi umum.
Kerugian :
- memerlukan pralatan yang mahal
- memerlukan kunjungan yang berulang kali.
- memberikan efek samping yang signifikan.
4.      Bedah beku.
Keuntungan :
- tekniknya cepat.
- peralatan yang dibutuhkan sedrhna.
- tidak mempengruhi syaraf pembulh darah besar, tulang rawan, dan sistem saluran air mata.
Kerugian :
- rasa nyeri dan edema.
- dafat terjadi hipopigmentasi.
5.      Bedah mikrogafik mohs.
Keuntungan :
-  evaluasi histopatologi pada tepi irisn menekati 100% dibandingkan dengan tekinik          seksi vertikal tradisional.
-  dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan ditelusuri semua
   fokus-fokus kanker yang masih tertinggal.
-  Reseksi hanya pada daerah kanker, sehingga dapat menghemat jaringan atau
  meminimalkan jaringan yang hilang.
Kerugian :
- memerlukan dokter dan petugas laboratorium histopatologi yang terlatih.
- Biayanya mahal. 2

I.       DIAGNOSIS YANG MUNGKIN MUNCUL
Pre operasi
1.    Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi penyakit klien b/d kurangnya informasi
2.    Cemas b/d krisis situasi (prosedur pembedahan)
3.    Nyeri Akut b/d agen boligis (proses kanker)
Post operasi
1.    Nyeri akut b/d agen injuri fisik (luka pembedahan)
2.    Resiko infeksi dengan resiko infeksi: prosedur invasif, luka pembedahan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Pre Operasi
No
Diagnosa keperawatan/masalah kolaborasi
Tujuan dan criteria hasil
Intervensi
Rasional
1.
Kurang pengetahuan  keluarga tentang cara perawatan penyakit b/d kurang informasi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada  keluarga selama 15 menit, keluarga mengerti tentang kondisi penyakit klien dengan kriteria hasil :
-     secara verbal keluarga mampu mengungkapkan kembali penjelasan yang diberikan (5)
-     keluarga berpartisipasi dalam perawatan klien (5)
Health education
-     Identifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat meningkatkan motivasi orang tua dan keluarga
-     Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, faktor risiko tentang penyakit
-  Jelaskan tentang cara perawatan penyakit

o    Mempermudah dalam memberikan penjelasan pada klien

o    Meningkatan pengetahuan dan mengurangi cemas

o    Mencegah keparahan penyakit, mempercepat proses penyembuhan
2.
Cemas b/d krisis situasi (prosedur pembedahan)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam     cemas keluarga dan  klien berkurang dengan kriteria :
-     keluarga mengungkapkan sumber kecemasan (5)
-     koping keluarga adaptif (5)
-     keluarga berpartisipasi dalam persiapan operasi (5)
reduksi cemas
-     jelaskan prosedur, termasuk sensasi seperti keadaan selama prosedur.




-     Temani klien untuk meningkatkan keamanan dan menurunkan kecemasan, Dengarkan keluhan klien dan keluarga, Ciptakan lingkungan untuk meningkatkan kepercayaan


-     Identifikasi perubahan level kecemasan

o    Mengurangi kecemasan, Membantu klien dalam meningkatkan pengetahuan tentang status kesehatan dan meningkatkan kontrol kecemasan

o    Dukungan akan memberikan keyakinan terhadap pernyataan harapan untuk sembuh/masa depan






o   Penggunaan Strategi adaptasi secara bertahap ( dari mekanisme bertahan, coping, sampai strategi penguasaan) membantu klien cepat mengadaptasi kecemasan
3.
Resiko infeksi dengan faktor resiko : prosedur invasif
Setelah perawatan resiko infeksi dapat dikontrol dengan kriteria:
-     tidak terdapat     tanda -tanda infeksi
-     nilai lab dalam batas normal
Kontrol infeksi
-     Bersihkan lingkungan sekitar klien
-     Batasi pengunjung, Anjurkan untuk mencuci  tangan termasuk pengunjung, Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan pasien lain, Gunakan universal precautions
-     Pertahankan intake cairan dan nutrisi
-     Administrasi pemberian antibiotik
-     Pertahankan istirahat

-     Jelaskan pada klien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi.

o   Mencegah infeksi sekunder

o   Mencegah INOS







o   Meningkatkan daya tahan tubuh
o   Mencegah tjdnya infeksi

o   Membantu relaksasi dan membantu proteksi infeksi
o    Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga

Post Operasi
No
Diagnosa keperawatan/masalah kolaborasi
Tujuan dan criteria hasil
Intervensi
Rasional
 1.
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (insisi pembedahan)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x8 jam klien dapat mengontrol nyeri dengan criteria hasil :
-     klien tampak rileks (5)
-     klien bisa istirahat (5)
-     tanda-tanda vital dalam batas normal (5)
manajemen nyeri
-     Kaji tingkat nyeri, durasi, lokasi dan intensitas

-     Observasi ketidaknyaman non verbal, kaji tanda vital

-     Gunakan teknik distraksi




-     kelola pemberian analgetik, jika diperlukan

-     Perhatikan prinsip 6 B dalam pemberian obat.

o    untuk menentukan intervensi yang sesuai dan keefektifan  dari therapi yang diberikan
o    Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamnan
o    Meningkatkan kenyamanan, Mengurangi nyeri  dan memungkinkan pasien untuk mobilisasi tampa nyeri

o    Membantu mengurangi nyeri yang tidak bisa hilang dengan tehnik non farmakologis
o    Mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian obat
2.
Resiko infeksi dengan faktor resiko : prosedur invasif, luka pembedahan
Setelah perawatan resiko infeksi dapat dikontrol dengan kriteria:
-     tidak terdapat     tanda -tanda infeksi
-     nilai lab dalam batas normal
Kontrol infeksi
-     Bersihkan lingkungan sekitar klien
-     Batasi pengunjung, Anjurkan untuk mencuci  tangan termasuk pengunjung, Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan pasien lain, Gunakan universal precautions
-     Pertahankan intake cairan dan nutrisi
-     Rawat luka, Administrasi pemberian antibiotik
-     Pertahankan istirahat

o   Mencegah infeksi sekunder

o   Mencegah INOS







o   Meningkatkan daya tahan tubuh
o   Mencegah tjdnya infeksi

o   Membantu relaksasi dan membantu proteksi infeksi




DAFTAR PUSTAKA

1.    Suriadireja, A., “Mengenal kanker kulit diagnosa, pengobatan dan pencegahan”, http://www.dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang=id&id=15ent/full/352.
2.      Buditjahyono Susanto, 2003, Ilmu Penyakit Kulit, EGC, Jakarta.
3.      Harahap Marwali 2000, Ilmu Penyakit Kulit, Hipokrates, Jakarta.
4.      John A. Parrish, “Immunosuppression, Skin Cancer, and Ultraviolet A Radiation”
http://content.nejm.org/cgi/cont last update 22 Desember 2005.
5.      Sylvie Euvard dkk, “Skin Cancer After Organ Transplantation”
http://content.nejm.org/cgi/content/short/353/21/2262 last update 24 November 2005.
6.      Nanda, 2001-2002, Diagnosis Keperawatan NANDA: Defnisi dan klasifikasi

7.      Nursing Interventions Clasification, 2000, Edisi 3, IOWA Intervention Project

8.      Johnson, M., Meridean, M., Moorhead, S. 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC), second edition. Mosby, Missouri





1 comments

armouris 17 June 2012 at 18:23

terjumpa info ni, juga pasal kulit… sharing is caring :) - Anatomi Kulit

Post a Comment

ALT/TEXT GAMBAR
ALT/TEXT GAMBAR