ALT/TEXT GAMBAR
Powered by Blogger.

Sponsor Kami

Featured Video

Berbagi Indah Pada Waktunya Dengan Dunia ILMU

Total de visualizações

Followers

Tuesday, 5 June 2012

Konsep Dasar Oksitosin

ALT/TEXT GAMBAR
a.    Definisi oksitosin
Oksitosin adalah hormon protein yang  dibentuk di nukleus paraventrikel hipotalamus dan di simpan didalam dan dilepaskan dari hipopisis posterior.(Elizabeth J. Corwin, 2009: 292)
b.    Efek oksitosin
Oksitosin  menstimulasi kontraksi otot polos uterus. Peran tepatnya dalam mencetuskan persalinan pada ibu hamil tidak jelas. Akan tetapi, oksitosin menyebabkan peningkatan intensitas kontraksi uterus saat terjadi kemajuan persalinan dan mendekati pelahiran. Obat pitocin adalah derivatif oksitosin dan digunakan secara klinis untuk mencetuskan dan mempercepat persalinan.
c.    Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipopisis yang secara khusus menyebabkan kontraksi uterus,ada empat alasan untuk mempercayai bahwa mungkin oksitosin diperlikan dalam meningkatkan kontraktilitas uterus dakam menjelang persalinan : (1) otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor dan oleh karena itu meningkatkan responny aterhadap dosis oksitosin yang diberikan selama beberapa bulan terakhir kehamilan, (2) kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohpopisis sangat meningkat pada saat persalinan. (3) walaupun pada hewan yang telah menjalani hipofisektomi masih dapat melahirkan bayinya pada kehamilan aterm , persalinannya akan berlangsung lama. (4) penelitian pada hewan menunjukan bahwa iritasi atau regangan pada serviks uteri ,seperti yang terjadi selama persalinan,dapat menyebabkan sebuah repleks neurogenik melalui nukleus paraventrikular dan supraoptik hipotalamus yang dapat menyebabkan kelenjar hipopisis posterior (neurohipopisis ) meningkatkan sekresi oksitosinnya.(Guyton dan Hall, 2007 : 1089)
d.    Tujuan Pemberian Oksitosin
Tujuan pemberian oksitosin adalah untuk terjadinya kontraksi rahim setiap 2-3 menit yang berlangsung kurang lebih selama 45-60 detik.
e.    Mekanisme Kerja Oksitosin
Oksitosin dapat diberikan intramuskular, intravena, sublingual atau intrasal. Pemakaian infus dianjutkan untuk pemberian oksitosin lewat infus intravena (Xenakis dan Piper, 1997). Oksitosin bekerja dalam waktu satu menit setelah pemberian intravena, peningkatan kontraksi uterus dimulai hampir bersamaan, kemudian menjadi stabil selama 15-60 menit, pemberian infus oksitosin dan setelah penghentian infus tersebut kontraksi uterus masih berlangsung 20 menit. Waktu-paruh oksitosin diperkirakan berkisar dari 1-20 menit, kendati data-data farmakologis yang lebih mutakhir menunjukan angka 15 menit (Gonster, 1995). Oksitosin akan di eliminasi dalam waktu 30-40 menit sesudah pemberiannya.(Sue Jordan, 2008: 154)
f.    Cara Pemberian Oksitosin
5 unit oksitosin dalan 500 cc dextrose 5%, diberikan dengan kecepatan awal 20 tetes permenit, di naikan 5 tetes per menit setiap 30 menit, sampai di dapatkan hasil yang memadai. Maksimal 60 tetes per menit. Tetesan oksitosin di berikan maksimal 2 labu atau 1000 cc kecuali untuk letak sungsang hanya satu labu atau 500 cc.  Pada kasus tertentu seperti eklamsi, pendarahan antepartum, infeksi intra uteri dan kemajuan persalinan yang nyata setelah pemberian tetes oksitosin labu pertama habis, tetes oksitosin labu ke dua langsung di berikan. (Hidayah Wijayanegara, 1998: 25).

0 comments

Post a Comment

ALT/TEXT GAMBAR
ALT/TEXT GAMBAR