a.
Definisi
Fraktur
tengkorak adalah rusaknya kontinuitas tulang tengkorak disebabkan oleh trauma.
Hal ini dapat terjadi dengan atau tanpa kerusakan otak. Adanya fraktur
tengkorak biasanya dapat menimbulkan dampak tekanan yang kuat. Fraktur
tengkorak diklasifikasikan terbuka atau tertutup. Bila fraktur terbuka maka
dura rusak, dan fraktur tertutup keadaan dura tidak rusak (Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare,
vol. 3, 1996 : 2210)
b.
Etiologi
Salahsatu
penyebab fraktur tengkorak bisa
disebabkan oleh trauma.
c.
Klasifikasi
Menurut
Iskandar Japardi (1999:6),
Klasifikasi fraktur tulang tengkorak dapat dilakukan berdasarkan :
1)
Gambaran fraktur, dibedakan atas :
a)
Linier
Fraktur
linier merupakan garis fraktur tunggal pada tengkorak yang meliputi seluruh
ketebalan tulang. Pada pemeriksaan radiologi akan terlihat sebagai garis
radiolusen.
b)
Diastase
Fraktur
yang terjadi pada sutura, sehingga terjadi pemisahan sutura cranial. Fraktur
ini sering terjadi pada anak dibawah usia 3 tahun.
c)
Comminuted
Fraktur
dengan dua atau lebih fragmen fraktur.
d)
Depressed
Fraktur depressed diartikan sebagai fraktur dengan tabula eksterna pada satu atau lebih tepi fraktur terletak dibawah level anatomic normal dari tabula interna tulang tengkorak sekitarnya yang masih utuh.
Fraktur depressed diartikan sebagai fraktur dengan tabula eksterna pada satu atau lebih tepi fraktur terletak dibawah level anatomic normal dari tabula interna tulang tengkorak sekitarnya yang masih utuh.
Jenis fraktur ini terjadi jika
energy benturan relative besar terhadap area benturan yang relative kecil.
Misalnya benturan oleh martil, kayu, batu, pipa besi, dll. Pada gambaran
radiologis akan terlihat suatu area ‘ double density’ (lebih radio opaque)
karena adanya bagian-bagian tulang yang tumpang tindih. Menurut Suzanne C.
Smeltzer & Brenda G. Bare, vol. 3, 1996 : 2358 fraktur depresi adalah fraktur
dengan fragmen patahan terdorong kedalam (sering terjadi pada tulang tengkorak
dan wajah).
2)
Lokasi Anatomis,
dibedakan atas :
a)
Konveksitas (kubah
tengkorak)
yaitu fraktur
yang terjadi pada tulang-tulang yang membentuk konveksitas (kubah) tengkorak
seperti os.Frontalis, os. Temporalis, os. Parietalis, dan os. Occipitalis.
b)
Basis crania (dasar
tengkorak)
yaitu fraktur
yang terjadi pada tulang yang membentuk dasar tengkorak. Dasar tengkorak
terbagi atas tiga bagian yaitu :
(1)
fossa Anterior
(2)
fosa Media
(3)
fosa Posterior
fraktur pada
masing-masing fosa akan memberikan manifestasi yang berbeda.
3)
keadaan luka, dibedakan
atas :
a)
terbuka
b)
tertutup
Luas lapisan tipe
fraktur ditentukan oleh beberapa hal, pertama ditentukan oleh besarnya energy
yang membentur kepala (energy kinetic objek), kedua ditentukan oleh Arah benturan, ketiga ditentukan oleh bentuk tiga dimensi (geometris) objek yang
membentur, keempat ditentukan oleh
lokasi anatomis tulang tengkorak tempat benturan terjadi, dan kelima ditentukan
oleh perbandingan antara besar energi dan luasnya daerah benturan, semakin
besar nilai perbandingan ini akan cenderung menyebabkan fraktur depressed.
Pendapat ini didukung oleh beberapa hal
antara lain :
a.
Fraktur pada tabula
interna biasanya lebih luas dari pada fraktur tabula eksterna diatasnya
b.
Sering ditemukan adanya
fraktur tabula interna walaupun tabula eksterna utuh
c.
Kemungkinan hal ini
juga didukung oleh pengamatan banyaknya kasus epidural hematoma akibat laserasi
arteri meningea media, walaupun pada pemeriksaan awal dengan radiologi dan
gambaran intra operatif tidak tampak adanya fraktur pada tabula eksterna, tetapi
tampak garis fraktur pada tabula interna.
d.
Tanda
dan gejala
Menurut
Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare (KMB vol. 3, 1996 : 2210) gejala-gejala
yang muncul pada cedera local bergantung pada jumlah dan distribusi cedera
otak. Nyeri yang menetap atau setempat, biasanya menunjukan adanya fraktur.
Patomekanisme
terjadinya gejala nyeri diatas antara lain: nyeri adalah sensasi subjektif rasa
tidak nyaman yang biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau
potensial. Nyeri dapat bersifat protektif, yaitu dengan menyebabkan individu
menjauhi suatu rangsangan yang berbahaya, atau tidak memiliki fungsi, seperti
pada nyeri kronik. Nyeri dirasakan apabila reseptor-reseptor nyeri spesifik
teraktivasi. Nyeri dijelaskan secara subjektif dan objektif berdasarkan lama (durasi),
kecepatan sensasi, dan letak.
Fraktur kubah cranial
menyebabkan bengkak pada sekitar fraktur, dan karena ini diagnosis yang akurat
tidak dapat ditetapkan tanpa pemeriksaan dengan sinar x.
Fraktur dasar tengkorak
cenderung melintas sinus paranasal pada tulang frontal atau lokasi tengah
telinga tulang temporal, juga sering menimbulkan hemoragi dari hidung, faring,
atau telinga dan darah terlihat dibawah konjungtiva. Suatu area ekimosis, atau
memar mungkin terlihat diatas mastoid (tanda battle). Fraktur dasar tengkorak
dicurigai ketika CSS keuar dari telinga (othorea cairan serebrospinal) dan
hidung (rhinorea serebrospinal). Keluarnya cairan CSS merupakan masalah yang
serius karena dapat menyebabkan infeksi seperti meningitis, jika organisme
masuk kedalam isi cranial melalui hidung, telinga atau sinus melalui robekan
pada dura.
0 comments
Post a Comment