1.
Uterus
Involusi uterus
meliputi pengorganisasian kembali (reorganisasi) dan pengeluaran
desidua/endometrium dan eksfoliasibtempat perlengketan plasenta yang ditandai
dengan penurunan ukuran dan berat serta perubahan pada lokasi uterus juga
ditandai dengan warna dan jumlah lokia. Banyaknya lokia dan kecepatan involusi
tidak dipengaruhi oleh pemberian rangkaian preparat ergot (ergorate,
methergine), yang hanya mempunyai efek jangka pendek. Akan tetapi, menyusui
akan mempercepat proses involusi. Desidua yang tersisa didalam uterus setelah
pelepasan dan ekspulsi plasenta dan membrane terdiri dari lapisan zona basalis
dan bagian lapisan spongiosa desidua basalis (pada tempat perlekatan plasenta)
dan desidua parietalis (melapisi bagian uterus, yang lain uterus). Desidua sisa
ini mengalami reorganisasi menjadi dua lapisan sebagai akibat invasi leukosit :
lapisan superfisial degeneratif dan nekrotik, yang akan terlepas sebagai bagian
dari rabas lokia, dan lapisan dalam yang fungsional serta sehat di dekat
miometrium. Lapisan dalam terdiri dari sisa kelenjar endometriu basilar dalam
lapisan zona basalis. Endometrium mengalami regenerasi melalui proliferasi
epitel kelenjar ini. Regenerasi endometrium lengkap pada pertengahan atau akhir
minggu ketiga pasca partum kecuali pada sisi plasenta.
Regenerasi endometrium
lengkap pada tempat perlekatan plasenta memakan waktu hamper enam minggu.
Epitel tumbuh pada tempat perlekatan tersebut dari samping dan dari sekitar
lapisan uterus, dank ke atas dari bawah tempat perlekatan plasenta. Pertumbuhan
endometrium ini membuat pembuluh darah yang mengalami pembekuan pada tempat
perlekatan tersebut rapuh sehingga meluruh dan dikeluarkan dalam bentuk lokia.
Uterus, segera setelah
pelahiran bayi, plasenta, dan selaput janin,beratnya sekitar 1000gr. Berat
uterus menurun sekitar 500 gr pada akhir
minggu pertama pascapartum dan kembali pada berat yang biasanya pada saat tidak
hamil, yaitu 70 gr pada minggu kedelapan pascapartum.
Penurunan yang cepat
ini direfleksikan dengan perubahan lokasi uterus, yaitu uterus turun dari
abdomen dan kembali menjadi organ panggul. Segera setelah pelahiran, tinggi
fundus uteri (tfu) terletak sekitar dua per tiga hingga tiga per empat bagian
atas antara simfisis pubis dan umbilicus. Letak Tinggu Fundus Uteri (TFU)
kemudian naik, sejajar dengan umbilicus dalam beberapa jam. TFU tetap terletak
kira-kira sejajar (atau satu ruas jari di bawah) umbilicus selama satu atau dua
hari dan secara bertahap turun ke dalam panggul sehingga tidak dapat dipalpasi
lagi diatas simfisis pubis pada setiap individu dan variasi ukuran ruas jari
diantara pemeriksa dengan pemeriksa lain sehingga membuat adanya rentang normal
dalam penurunan dan lokasi TFU harian, terdapat keseragaman untuk memfasilitasi
generalisasi penurunan uterus. Pada saat letak TFU di atas umbilicus, masalah
berikut harus dipertimbangkan: darah atau bekuan darah menyebabkan distensi
uterus pada jam-jam pertama pascapartum, atau perubahan letak uterus karena
distensi kandung kemih kapan pun saat pasca partum (khususnya jika uterus juga
mengalami perubahan letak ke kuadran kanan atas). Reduksi ukuran uterus tidak
mengurangi banyaknya sel otot. Akan tetapi, ukuran setiap sel otot menurun
secara dramatis karena sel membuang kandungan materi sel yang berlebihan.
Ligamentum latum dan
ligamentum teres, yang meregang untuk mengakomodasi selama uterus membesar,
sekarang longga. Hal ini menjelaskan kemudahan perubahan letak uterus
pascapartum terhadap kandung keih. Pada akhir puerperium, panjang dan regangan
kedua ligamentum tersebut telah kembali seperti keadaan tidak hamil.
2.
Lokia
Lokia adalah istilah
untuk secret dari uterus yang keluar melalui vagina selama puerperium. Karena
perubahan warnanya, nama deskriptif lokia berubah: lokia rubra, serosa, atau
alba. Lokia rubra berwarna merah karena mengandung darah. Ini adalah lokia
pertama yang mulai keluar segera setelah pelahiran dan terus berlanjut selama
dua hingga tiga hari pertama pasca partum. Lokia rubra terutama mengandung
darah dan jaringan desidua.
Lokia serosa mulai
terjadi sebagai bentuk yang lebih pucat dari lokia rubra, serosa, dan merah
muda. Lokia ini berhenti sekitar tujuh hingga delapan hari kemudian dengan
warna merah muda, kuning atau putih hingga transisi menjadi lokia alba. Lokia
serosa terutama mengandung cairan serosa, jaringan desidua, leukosit dan
eritrosit.
Lokia alba mempunyai
karakteristik bau seperti aliran menstruasi. Bau lokia ini paling kuat pada
lokia serosa. Bau tersebut lebih kuat lagi jika tercampur dengan keringat dan
harus secara cermat dibedakan dengan bau tidak sedap yang mengindikasikan
adanya infeksi.
Variasi dalam durasi
aliran lokia sangat umum terjadi. Akan tetapi, warna aliran lokia harian
cenderung semakin terang, yaitu berubah dari merah segar menjadi merah tua,
kemudian menjadi cokelat, dan merah muda. Aliran lokia yang tiba-tiba kembali
berwarna merah segar bukan merupakan temuan normal dan memerlukan evaluasi.
Penyebabnya meliputi aktivitas fisik ebrlebihan, bagian plasenta atau selaput
janin yang tertinggal, dan atonia uterus.
3.
Vagina dan Perineum
Segera setelah
pelahiran, vagina tetap terbuka lebar, mungkin mengalami beberapa derajat edema
dan memar, dan celah pada introitus. Setelah satu hingga dua hari pertama
pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar, dan vagina
tidak lagi edema. Sekarang vagina menjadi berdinding lunak, lebih besar dari
biasanya, dan umumnya longgar. Ukurannya menurun dengan kembalinya ruggae vagina sekitar minggu ketiga
pasca partum. Ruang vagina selalu sedikit lebih besar daripada sebelum
kelahiran pertama. Akan tetapi, latihan pengencangan otot perineum akan
mengembalikan tonusnya dan memungkinkan wanita secara perlahan mengencangkan
vaginanya. Pengencangan ini sempurna pada akhir puerperium dengan latihan
setiap hari.
Abrasi dan laserasi vulva dan perineum
mudah sembuh termasuk yang memerlukan perbaikan.
4.
Vagina dan perineum